Namaku Laura, umurku 15 tahun. Aku sekolah
di SMP Ora Et Labora. Awalnya aku tidak menduga dengan perasaanku. Perasaan itu
muncul secara tiba-tiba, tetapi aku terlalu cuek terhadap perasaan itu. Disisi
lain, aku mengagumi seseorang sejak aku masuk pertama kali di Ora Et Labora. Orang
yang ku kagumi ini bernama Ferly, yang mungkin dikagumi para wanita di sekolah.
Saat disekolah, putri
memanggilku.
“Ra dicariin tuh” terdengar
suara Putri di depan pintu kelasnya.
“Siapa, Put?” jawabku
datar, merasa tidak tertarik dengan perkataan Putri.
“Penggemar rahasia kamu, Ra”
jawabnya sambil tertawa.
Aku pun tidak menghiraukan
perkataannya dan pergi begitu saja.
Beberapa hari kemudian aku pun mengetahui seseorang yang dimaksud
Putri, aku mengetahuinya dari jejaring sosial orang tersebut. Dia adalah Leo. Dan
ternyata Ibunya Leo bekerja di sekolahku sebagai guru baru. Di sisi lain aku
tidak merespon tentang yang dimaksud Putri, sebab aku mengagumi orang lain. Orang
yang aku kagumi itu teman satu kelasnya Leo.
Pemilihan ketua OSIS pun tiba, ku lihat satu persatu biodata
para calon ketua OSIS dimading sekolah. Ada satu nama yang ku lihat dan nama
itu tidak asing bagiku. Ku baca satu persatu nama calon ketua osis ditemani
dengan temanku, Putri. Aku kaget karena ada nama L-E-O. Aku pun tidak menyangka,
ku baca berkali-kali nama itu karena aku tidak percaya. Saat itu aku berusaha
meyakinkan diriku bahwa nama yang ku baca tadi tidak salah. Terlihat foto Leo di dalam biodata itu, ternyata itu
benar-benar Leo!
Setelah hasil voting diumum kan, akhirnya aku mengetahui
bahwa Leo yang terpilih sebagai ketua OSIS periode baru. Aku pun mengucapkan
selamat di jejaring sosial.
***
Hari-hari berikutnya Leo jadi sering menyapaku diBBM (Blackberry Messenger), berawal dari BBMan
akhirnya kini aku menjadi lebih akrab dengannya. Semakin hari aku merasa dekat
dengannya, ditambah cara ia menunjukkan perhatiannya secara tidak langsung
terhadap ku. Ia juga kadang-kadang mau membantu ku menyelesaikan tugas-tugas
sekolah. Aku pun merasa nyaman dengannya.
Aku bingung dengan perasaan ini, sejak dulu aku menyukai
Ferly. Aku berusaha untuk dekat dengan Ferly sebagai teman, bukannya dekat
dengannya justru aku dekat dengan orangtuanya. Tapi saat ini aku sedang dekat
dengan Leo. Leo sangat perhatian denganku, tidak lupa ia selalu mengingatkanku
untuk makan.
Leo mengajakku untuk pergi menemaninya ke toko buku, tapi
aku gak bisa. Disaat aku punya waktu untuk menemaninya sekalian aku mencari buku,
tapi gantian Leo tidak bisa. Akhirnya aku pergi dengan Kiki.
Sudah beberapa hari aku tidak BBMan dengan Leo karena dia
membuatku bosan. Tidak ada satupun diantara kami yang mau mengalah untuk menyapa
lewat BBM terlebih dahulu.
Sesudah pulang sekolah aku kerja kelompok di rumah Kiki,
karena Kiki orangnya jail ia iseng mengirim BBM ke Leo.
“Leo aku sayang kamu.” BBM
Kiki kepada Leo.
“Seriuskah? Ini bukan Laura
ya?” balasnya dengan rasa penasaran.
“Iya ini aku Laura”
Ketika aku melihat ponsel, tiba-tiba led ponselku menyala
ternyata itu BBM dari Leo. Betapa terkejutnya aku saat melihat percakapan sebelumnya
yang mengatakan bahwa aku menyayanginya. Dengan cepat ku kirim pesan untuk
mengatakan bahwa yang mengirim pesan tersebut bukan aku melainkan Kiki. Aku
merasa bersalah dan meminta maaf secara berulang kali. Ternyata Leo tidak marah
karena hal itu, ia membalas BBMku dan berkata “Iya tidak apa-apa”. Ia tampak
begitu sabar menanggapi hal itu, walaupun aku tahu hati kecilnya kecewa.
Setelah kejadian itu aku dan dia menjadi lebih sering
bercakap-cakap dijejaring sosial terutama BBM. Karena sering bercakap-cakap
dengannya aku merasa nyaman bersamanya. Mulailah tumbuh perasaan suka sedikit
demi sedikit terhadapnya, rasa suka itu sama seperti kebanyakan perasaan suka
anak remaja zaman sekarang.
Ketika aku sedang BBMan dengan ia, tanpa kusangka ia
menyatakan rasa sayangnya kepadaku. Aku menanggapinya dengan kesan biasa saja.
Mungkin karena sikapku seperti itu ia merasa kecewa dan sakit hati kepadaku.
Aku merasa bersalah padanya karena mungkin aku tidak membalas rasa sayangnya.
Kadangkala aku merasa kesepian kalau tidak bercakap-cakap
dengannya, mungkin memang cuma Leo teman lelaki yang selalu membuatku nyaman dan
dikala aku membutuhkan teman walaupun hanya sekedar untuk bercerita dan
bercanda-canda. Saat ada waktu luang kadang-kadang ia mengajakku untuk Skype.
Awalnya aku menolak karena merasa malu harus bertatap muka lewat Skype, lama-lama
aku mau Skype dengannya.
Disaat aku sedang bercakap-cakap dengannya, dia selalu
menanyakan hal yang menurutku itu tidak penting sama sekali. Aku mulai merasa
sedikit risih dengan sikapnya, tanpaku sadari aku berkata
“Mulai sekarang kamu enggak
usah hubungi aku lagi”
“Iya.” Jawabnya dengan
singkatnya.
Padahal aku hanya bercanda
dengan perkataanku tadi, tetapi aku merasa Leo menanggapi hal itu dengan
serius. Hingga tidak terasa sudah satu bulan lebih aku tidak berkomunikasi
dengannya. Ketika di sekolah aku berpapasan dengannya, kami bersikap seperti
orang tidak kenal.
***
Beberapa minggu lagi natal tiba. Aku disuruh guruku untuk mengisi
acara dihari Natal. Aku memilih vocal group, karena di kegiatan itu membutuhkan
pemain gitar, aku menulis nama Leo sebagai pemain gitarnya. Keesokkannya aku
berlatih vocal group dengan teman-teman yang lain termasuk Leo. Betapa terkejutnya
aku disaat aku keluar kelas, Leo datang menghampiriku sekedar menanyakan
tentang latihan vocal group.
Sesampainya di ruang musik, teman-teman bersorak karena aku
datang berdua bersama Leo.
“Ciee Laura datang bersama
Leo…” ledek seorang temanku.
“Apasih kamu, aku sama Leo
cuma sebatas teman” jawabku sambil tertawa malu.
“Lho, bukannya kamu sama
Leo pacaran ya?” sambung temanku yang lainnya.
“Enggak kok enggak” jawabku
geram.
Aku dan Leo langsung
memasuki ruang musik dan memulai latihan bersama teman yang lainnya. Selesai
latihan, saat aku ingin keluar, teman-temanku sengaja meninggalkanku berdua
besama Leo dan mematikan lampu serta menutup pintu ruang musik. Sontak aku
terkejut, karena aku tidak terbiasa di tempat yang gelap, Leo berusaha
menenangkanku dan dia menyalakan lampunya. Mungkin ia masih ingat tentang
kejadian beberapa bulan yang lalu. Kemudian Leo bertanya padaku.
“Kamu masih marah sama aku?”
tanyanya dengan tatapan yang amat serius.
“Enggak kok, waktu itu aku
hanya bercanda. Mungkin kamu menganggapnya serius” jawabku sambil tertunduk.
“Serius, kamu enggak marah
sama aku?”
“Iya serius kok”
“Yaudah kalau begitu kamu
mau pulang bareng aku gak?”
“Emmm….. Kalau emang gak
ngerepotin, ya boleh deh. Kebetulan aku juga gak ada teman pulang”
“Yaudah yukk..” seketika
Leo menggandeng tanganku.
Sejak saat itu sampai hari Natal tiba, aku selalu
bersamanya. Setelah acara Natal usai, tanpa terduga Leo menyatakan lagi secara
langsung isi hatinya kepadaku. Aku terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.
Semenjak itu, aku dan Leo menjalin hubungan yang special. Aku senang dapat
membuka hatiku untuk orang lain dan tidak terpaku oleh perasaanku kepada Ferly.
5 komentar:
kisah nyata nggak nihh? *uhuk*
engga kok-_-haha cuma karangan aja waktu ada tugas
ihh wkwkkwk iya deh iya :p
Cielah shelvi. Hubungan spesial?:p wkwk
Ih itu kan ngarang ta-_-
Posting Komentar